Contoh Study kasus Manajemen Strategi, dalam bahasan kali ini saya akan memberikan sebuah contoh Study kasus dalam bidang Manajemen Strategi. Contoh kasus ini saya buat ketika mengambil Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen, dan disela-sela perkuliahan Dosen memberikan Tugas untuk membuat Study kasus Manajemen Strategi. Berikut adalah Study kasusnya.
Manajemen Strategi
(Studi Kasus Excelcomindo
Pratama, Tbk.)
Lingkungan
Umum / Remote Environment
Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa XL ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tetapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruh aspek bisnis.
Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa XL ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tetapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruh aspek bisnis.
Percaya dengan manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan tata kelola
perusahaan, XL secara terus menerus mencari tempat dimana perusahaan dapat
melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. XL juga menyadari
dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami
kemajuan selama ini.
Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa XL ke suatu titik di mana
perusahaan tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai
konsep ideal, tapi sesuatuyang harus diterapkan secara seksama di seluruh aspek
bisnis.
Selain memastikan kepatuhan perusahaan pada seluruh hukum dan peraturan
yang berlaku, XL juga ingin menggunakan praktek tata kelola perusahaan sebagai
suatu elemen penting dalam mengembangkan daya saing kami baik di pasar modal
dalam negeri maupun luar negeri.
Melalui komitmen XL yang tinggi dalam menjunjung prinsipprinsip GCG,
perusahaan dapat memaksimalkan imbal hasil, memperbaiki kinerja melalui
nilai-nilai perusahaan XL dan melindungi kepentingan para pemegang saham. XL
secara berkesinambungan memperkuat bagan kerja tata kelola perusahaan dalam
menghadapi pertumbuhan bisnis yang pesat ditengah-tengah lingkungan persaingan
bisnis yang amat ketat.
1. Jaringan
dan Infrastruktur
Di area pengembangan jaringan, strategi XL untuk menghadapi perubahan dalam bisnis model, dari tariftinggi dan volume-rendah ke tarif-rendah dan volume-tinggi adalah meningkatkan kapasitas jaringan. Pada akhir 2007, jangkauan perusahaan telah mencapai sekitar 90% populasi penduduk Indonesia. Kapasitas jaringan yang lebih besar dan peningkatan kualitas membuat XL mampu menangani pertumbuhan pelanggan, memperluas pangsa pasar dan mengakomodasi lonjakan trafik, baik untuk pelanggan baru maupun yang sudah ada.
Di area pengembangan jaringan, strategi XL untuk menghadapi perubahan dalam bisnis model, dari tariftinggi dan volume-rendah ke tarif-rendah dan volume-tinggi adalah meningkatkan kapasitas jaringan. Pada akhir 2007, jangkauan perusahaan telah mencapai sekitar 90% populasi penduduk Indonesia. Kapasitas jaringan yang lebih besar dan peningkatan kualitas membuat XL mampu menangani pertumbuhan pelanggan, memperluas pangsa pasar dan mengakomodasi lonjakan trafik, baik untuk pelanggan baru maupun yang sudah ada.
Di tahun 2008 XL mengeluarkan USD 1,2 miliar untuk belanja modal, 90% dari
belanja modal yang ditujukan bagi site development adalah untuk peningkatan
kapasitas dan kualitas jaringan. Beberapa inisiatif untuk pengembangan jaringan
XL lakukan, lima diantaranya memberikan kontribusi signifikan terhadap
perkembangan teknologi XL, yaitu: peningkatan BTS sebesar 51%, sistem penagihan
dengan versi yang lebih canggih, kesinambungan dari pemasangan kabel serat
optik di darat dan bawah laut, aplikasi teknologi terkini untuk teknologi
switching, serta pembangunan pusat penanganan bencana (Disaster Recovery
Center) yang konsisten di seluruh Indonesia. Dengan senantiasa merencanakan dan
menjalankan penyediaan kapasitas, XL mampu meningkatkan kapasitas jaringan
empat sampai lima kali lipat dibandingkan awal 2007.
Hasilnya, di 2008 XL berhasil menangani 109,5 miliar total menit, atau
meningkat tujuh kali dari 13,8 miliar pada tahun lalu. Angka penggunaan
(utilization rate) juga meningkat menjadi 60%-70%. Aplikasi teknologi dan
sistem terkini juga mempersiapkan perusahaan menghadapi tantangan dan tuntutan
yang akan datang di industri telekomunikasi.
2. Akses
Radio
Untuk mendukung peningkatan pendapatan melalui minutes of usage (MoU) dan menangani tambahan pelanggan yang disebabkan strategi penetapan tarif, XL mendirikan 5.572 BTS di 2008. Ini merupakan jumlah BTS terbanyak yang didirikan XL dalam rentang satu tahun selama lima tahun terakhir, sehingga total BTS XL di akhir 2008 adalah 16.729.
Perusahaan menempatkan sebagian besar BTS dengan model regular grid, sehingga dapat mengatur kepadatan trafik dari satu BTS ke BTS lain. Dengan cara ini, penggunaan BTS dan spektrum lebih efisien di seluruh jaringan, tanpa mengabaikan kualitas jaringan. XL juga terus menggali kemungkinan untuk mempertinggi efisiensi penggunaan frekuensi dalam meningkatkan kapasitas jaringan dan mengimplementasikan fitur-fitur jaringan radio demi menjaga kualitas suara.
Untuk mendukung peningkatan pendapatan melalui minutes of usage (MoU) dan menangani tambahan pelanggan yang disebabkan strategi penetapan tarif, XL mendirikan 5.572 BTS di 2008. Ini merupakan jumlah BTS terbanyak yang didirikan XL dalam rentang satu tahun selama lima tahun terakhir, sehingga total BTS XL di akhir 2008 adalah 16.729.
Perusahaan menempatkan sebagian besar BTS dengan model regular grid, sehingga dapat mengatur kepadatan trafik dari satu BTS ke BTS lain. Dengan cara ini, penggunaan BTS dan spektrum lebih efisien di seluruh jaringan, tanpa mengabaikan kualitas jaringan. XL juga terus menggali kemungkinan untuk mempertinggi efisiensi penggunaan frekuensi dalam meningkatkan kapasitas jaringan dan mengimplementasikan fitur-fitur jaringan radio demi menjaga kualitas suara.
Pembangunan BTS dengan manajemen in-house serta lokasi BTS terpadu, di
samping menjalin kerja sama dengan beberapa vendor, perusahaan lakukan untuk
memastikan penyelesaian BTS tepat pada waktunya. Sebagian besar BTS dan
infrastruktur jaringan dibeli dari Ericsson AB, Huawei Technologies Company
Limited, Alcatel Lucent dan Nokia Siemens. Selain itu, XL lebih efisien dalam
mendirikan lokasi transmisi BTS melalui model self-managed dibanding operator
lainnya, yang umumnya menggunakan turnkey model.
Di 2008, mulai diterapkan pendekatan ‘build to suit’ untuk pembangunan BTS,
sejalan dengan rencana untuk lebih fokus dalam bisnis utama dan secara bertahap
meninggalkan model ‘self-built’. Pada akhir Desember 2008 jumlah BTS yang sewa
telah mencapai 15% dari jumlah keseluruhan.
3. Bisnis
Menara
Untuk mendayagunakan potensi yang tersimpan dalam infrastruktur pasif XL, di 2008 mulai melakukan beberapa langkah bisnis terkait dengan menara kami. Inisiatif yang telah diwujudkan pada awal 2008 adalah membangun unit bisnis menara terpisah, di mana perusahaan akan menyewakan lokasi menara kepada operator lainnya. Pada 31 Desember 2008 XL telah menyiapkan 3.325 lokasi, di mana pemasangan peralatan dari empat penyewa sudah dimulai dan mencatat pendapatan Rp. 277 miliar.
Untuk mendayagunakan potensi yang tersimpan dalam infrastruktur pasif XL, di 2008 mulai melakukan beberapa langkah bisnis terkait dengan menara kami. Inisiatif yang telah diwujudkan pada awal 2008 adalah membangun unit bisnis menara terpisah, di mana perusahaan akan menyewakan lokasi menara kepada operator lainnya. Pada 31 Desember 2008 XL telah menyiapkan 3.325 lokasi, di mana pemasangan peralatan dari empat penyewa sudah dimulai dan mencatat pendapatan Rp. 277 miliar.
XL telah menutup negosiasi penjualan menara karena kondisi pasar keuangan
yang saat ini tidak menguntungkan. Karena itu, perusahaan akan terus menyewakan
menara kepada para penyewa yang sudah ada. Penjualan ini dapat dibuka kembali
bila ada penawaran menarik dan kondisi ekonomi membaik.
4. Transmisi
XL telah berhasil mengembangkan dan memperkuat jaringan serat optik di beberapa kota besar di Indonesia. Secara nasional, XL telah membangun jaringan infrastruktur transmisi yang terdiri dari jaringan serat optik di semua kota besar di Jawa, dan jaringan transmisi gelombang mikro di luar Jawa yang didukung oleh jaringan VSAT. Sampai 31 Desember 2008, kami telah memasang sekitar 11.600 kilometer kabel darat dan bawah laut.
XL telah berhasil mengembangkan dan memperkuat jaringan serat optik di beberapa kota besar di Indonesia. Secara nasional, XL telah membangun jaringan infrastruktur transmisi yang terdiri dari jaringan serat optik di semua kota besar di Jawa, dan jaringan transmisi gelombang mikro di luar Jawa yang didukung oleh jaringan VSAT. Sampai 31 Desember 2008, kami telah memasang sekitar 11.600 kilometer kabel darat dan bawah laut.
Jaringan serat optik darat XL sudah dipasang sepanjang lebih kurang 9.200
kilometer, termasuk jaringan transmisi pendukung yang membentang sepanjang
jalur kereta api utara dari Banten ke Surabaya di Jawa Timur, juga enam
jaringan pendukung (ring) serat optik yang terhubung dengan jaringan transmisi
utama (backbone). Konfigurasi ini bertujuan untuk meningkatkan redundansi
jaringan dan mengakses trafik telekomunikasi dari kotakota di tengah dan
selatan Jawa. Selain itu, terdapat dua jaringan pendukung di Lingkar Luar
Jakarta untuk melayani area Jakarta. Di wilayah Sumatera, XL telah membangun dan
mengoperasikan kabel darat yang menghubungkan Medan, Padang, Pekanbaru, Jambi,
Palembang, dan Bandar Lampung.
Untuk kabel bawah laut, sampai 31 Desember 2008 kami telah memasang dan
mengoperasikan lebih kurang 2.400 kilometer kabel berkapasitas besar. Di Indonesia
sendiri, XL telah memasang jaringan bawah laut antara Sumatera, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan. Saat ini, pembangunan jaringan yang
menghubungkan Kalianda (Lampung) ke Anyer, dan Jawa ke Kalimantan sedang
berjalan. Dengan selesainya pembangunan ini, Sumatera dan Jawa akan terhubung
dalam konfigurasi cincin, dan antara Jawa dan Kalimantan akan memiliki koneksi
langsung.
Didukung dengan jaringan transmisi serat optik dan jaringan transmisi
gelombang berkapasitas tinggi, perusahaan dapat menyediakan layanan berkualitas
untuk pelanggan kami dengan ketergantungan minimal terhadap jaringan yang
dioperasikan operator lain. Sistem komunikasi berbasis VSAT(Very Small Aperture
Terminal) digunakan untuk mendukung perluasan di daerah berpopulasi rendah.
Teknologi ini juga memungkinkan penetrasi jaringan selular ke daerah-daerah di
seluruh Indonesia yang belum memiliki jaringan utama.
Agar dapat menyediakan solusi komunikasi yang cepat, berkapasitas besar
dengan tarif terjangkau secara nasional dan internasional, XL telah memasang
kabel serat optik bawah laut, yang disebut Batam Rengit Cable System (BRCS),
yang menghubungkan Batam dengan Johor (Malaysia). Sistem ini didukung dengan
jaringan transmisi gelombang mikro yang menghubungkan Batam dan Singapura,
serta Batam dan Penggarang (Malaysia).
XL juga terus memperluas jaringan internasional melalui kerja sama dengan
mitra XL di negara lain. Di 2008, kami telah menjalin kerja sama dengan 353
operator selular di 140 negara, sehingga pengguna XL pasca bayar dapat menikmati
fasilitas jelajah internasional. Kerja sama ini didukung oleh kerjasama GPRS
internasional dengan 133 operator, kerja sama MMS internasional dengan 52
operator, dan kerja sama 3G internasional dengan 56 operator.
Dimulai tahun 2008, pengguna prabayar XL dapat menerima dan melakukan
panggilan di Singapura, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Taiwan, Hong Kong,
Inggris, Belgia, Perancis, India, Spanyol, Cina, dan Ukraina. Mereka juga
mendapatkan layanan GPRS melalui kerja sama dengan Mobile 1 (Singapura),
Chunghwa (Taiwan), Smartone (Hong Kong), Celcom (Malaysia), DTAC (Thailand),
IDEA (India), Smartone (Macau), Telstra (Australia), Softbank (Jepang),
Cingular (Amerika), KPN (Belanda), Vodafone D2 GmbH (Jerman), Dialog (Sri
Lanka), Vodafone (Inggris), TMIC (Kamboja), Orange (Perancis), Vodafone
(Selandia Baru), Vodafone (Spanyol), Swisscom (Swiss), Vodafone (Turki),
Vodafone (Portugis), Vodafone (Irlandia), Vodafone (Itali), Vodafone (Republik
Ceko), dan DST (Brunei).
Untuk perluasan jaringan transmisi, XL telah berhasil mengaplikasikan
teknologi canggih dengan membangun jaringan multiplex DWDM (Dense Wavelength
Division Multiplexing), MPLS dan NGN (Next Generation Network), untuk
melengkapi teknologi TDM (Time Division Multiplexing) seperti PDH
(Plesiochronous Digital Hierarchy), SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dan
CWDM (Coarse Wavelength Division Multiplexing) yang konvensional.
5. Switching
Saat ini XL menggunakan teknologi switch terkini yaitu NGN (Next Generation Network), yang merupakan perpaduan antara MGW (Media Gateway) dan MSC-S (MSCServer). Teknologi baru ini telah berbasis IP menggantikan teknologi lama yang berbasis TDM pada jaringannya. NGN diperlukan untuk mempertahankan kualitas dan kehandalan telepon dan menyediakan kebutuhan internet dan telepon selular. NGN memungkinkan akses jaringan yang tak terbatas dan memiliki daya saing tinggi dengan provider lainnya. Selain
Saat ini XL menggunakan teknologi switch terkini yaitu NGN (Next Generation Network), yang merupakan perpaduan antara MGW (Media Gateway) dan MSC-S (MSCServer). Teknologi baru ini telah berbasis IP menggantikan teknologi lama yang berbasis TDM pada jaringannya. NGN diperlukan untuk mempertahankan kualitas dan kehandalan telepon dan menyediakan kebutuhan internet dan telepon selular. NGN memungkinkan akses jaringan yang tak terbatas dan memiliki daya saing tinggi dengan provider lainnya. Selain
itu, NGN juga mendukung mobilitas secara umum yang menghasilkan layanan
yang konsisten dan merata kepada pelanggan. Keunggulan utama dari teknologi ini
adalah memiliki fitur yang lebih kuat untuk 2G dan 3G, dengan kapasitas empat
kali lebih besar, pemakaian energi yang lebih efisien, dan ukuran peralatan
yang lebih kecil sehingga lebih menghemat tempat.
Dengan kecanggihan yang dimiliki, kami dapat memberikan kualitas terbaik
bagi pelanggan. Di akhir tahun 2008, XL Successful Call Rate adalah 95,4%
sedangkan Call Completion Rate adalah 98,7%, dan Blocking Rate dibawah 0,8%.
Selain manfaat yang diperoleh sekarang, NGN membuat XL lebih siap menghadapi
perkembangan teknologi yang semakin maju.Strategi Perusahaan
Pasar selular berkembang dari 52 juta di tahun 2005 menjadi 68 juta di tahun 2006, dan meskipun persaingan semakin hebat dan menantang, XL dapat mempertahankan pangsa pasar, dan yang lebih penting lagi, dapat memperbesar
pasar melalui pendapatan yang dihasilkan.
Pasar selular berkembang dari 52 juta di tahun 2005 menjadi 68 juta di tahun 2006, dan meskipun persaingan semakin hebat dan menantang, XL dapat mempertahankan pangsa pasar, dan yang lebih penting lagi, dapat memperbesar
pasar melalui pendapatan yang dihasilkan.
Melalui hasil penawaran perdana saham Perseroan di tahun 2005 dan
penerbitan obligasi yang kedua pada awal tahun 2006, XL telah memperluas
wilayah cakupan secara signifikan selama tahun 2008, dan mengelola wilayah
cakupan di Pulau Jawa kepada tingkat yang sangat kompetitif sementara jaringan
cakupan wilayah terus diperluas melalui peningkatan BTS menjadi lebih dari
14.000 BTS (termasuk 981 node B – BTS untuk 3G) hingga Agustus 2008 yang
membentang di sepanjang daerah wilayah Indonesia.
Di masa mendatang, XL akan senantiasa mengembangkan wilayah cakupan,
khususnya di luar Pulau Jawa, mengembangkan produk dan layanan yang menarik dan
terjangkau untuk pelanggan. Karena XL menyadari sepenuhnya bahwa jangkauan
jaringan pelayanan yang berkualitas tinggi, kapasitas bandwidth, dan produk
serta layanan yang inovatif merupakan kunci bagi kesinambungan pertumbuhan
jangka panjang Perseroan.
XL telah berhasil meluncurkan layanan 3G di 13 kota di 9 propinsi Indonesia
sebagai penyedia jasa layanan 3G ”Pertama Terluas dan Tercepat” di Indonesia.
Didukung oleh teknologi HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access)
yangmemungkinkan kecepatan akses data hingga 2.6Mbps, menjadikan XL sebagai
penyedia layanan 3G ‘tercepat’ sampai dengan saat ini.
Inisiatif pemasaran yang inovatif dilakukan dengan cara memperluas
jangkauan layanan, serta menawarkan produk dan layanan unggulan yang lebih
mudah dijangkau pelanggan melalui lebih dari 156 XL Center dan hampir 34.000
outlet XL Kita di hampir semua kota besar di Indonesia. Berbagai inisiatif ini
berhasil meningkatkan jumlah pelanggan hingga mencapai lebih dari 22 juta
pelanggan pada semester 1 2008.
Selain solusi konsumer, XL juga mengembangkan layanan pasar korporat yang
sedang berkembang pesat dengan meningkatkan sinergi dengan TMI. Saat ini XL
dalam proses untuk lebih lanjut mengembangkan jaringan serat optik digital
mencakup seluruh Pulau Jawa; jaringan gelombang mikro digital berkapasitas
tinggi di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi; dan kabel jaringan serat optik
digital bawah laut yang menghubungkan Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa,
Sulawesi dan Kalimantan.
Dengan tersedianya jaringan backbone di sepanjang kawasan industri dan
daerah yang berpopulasi padat, XL memiliki peluang strategis untuk
menggabungkan jaringan backbone dengan seluler digital bagi pemenuhan kebutuhan
pelanggan ritel maupun korporat. Untuk memenuhi kebutuhan pasar korporasi, XL
menyediakan solusi telekomunikasi yang terintegrasi, yaitu penggabungan antara
jaringan backbone serat optik dengan fasilitas dedicated leased line,
komunikasi data, platform Dengan menjadi salah satu anggota dari TMI,
memungkinkan XL untuk semakin mengasah kemampuan melalui pertukaran
pengalamanpengalaman yang terbaik, saling membagi keahlian dan sumber daya,
serta penghematan biaya melalui standar harga dan kerja sama-kerja sama, dan
percaya keuntungan lebih lanjut akan didapatkan di masa yang akan datang.
Dengan dukungan para pemegang saham, segenap Dewan Komisaris, para
investor, mitra bisnis dan pelanggan setia, serta segenap karyawan yang
berdedikasi, XL yakin berbagai peluang dan tantangan ke depan sepanjang tahun
2007 dapat dihadapi dengan lebih baik. VoIP berskala besar, layanan
telekomunikasi seluler GSM, dan layanan komunikasi terkini lainnya. Pada saat
ini, XL adalah satu-satunya penyedia jasa telepon bergerak selular,
telekomunikasi dan informasi terpadu yang bisa menyediakan semua layanan ini
dalam satu atap, di Indonesia.
Tata Kelola
Perusahaan
Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tetapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruh
aspek bisnis. Percaya dengan manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan tata kelola perusahaan, XL secara terus menerus mencari tempat dimana dapat melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. Perusahaan juga menyadari dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini. Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa perusahaan ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruh aspek bisnis.
Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tetapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruh
aspek bisnis. Percaya dengan manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan tata kelola perusahaan, XL secara terus menerus mencari tempat dimana dapat melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. Perusahaan juga menyadari dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini. Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa perusahaan ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruh aspek bisnis.
Selain memastikan kepatuhan perusahaan XL pada seluruh
hukum dan peraturan yang berlaku, perusahaan juga ingin menggunakan praktek
tata kelola perusahaan sebagai suatu elemen penting dalam mengembangkan daya
saing baik di pasar modal dalam negeri maupun luar negeri.
Melalui komitmen yang tinggi dalam menjunjung
prinsip-prinsip GCG, dapat memaksimalkan imbal hasil, memperbaiki kinerja
melalui nilai-nilai perusahaan dan melindungi kepentingan para pemegang saham.
XL secara berkesinambungan memperkuat bagan kerja tata kelola perusahaan dalam
menghadapi pertumbuhan bisnis yang pesat ditengah-tengah lingkungan persaingan
bisnis yang amat ketat.
Pada 2008,
XL telah mengupayakan peningkatan untuk memastikan bahwa tata kelola perusahaan
telah dilaksanakan pada ruang lingkup yang lebih luas. Dua peningkatan penting
yang telah dilakukan pada tata kelola perusahaan pada tahun ini adalah:
a. Penyusunan dan penerbitan kumpulan pedoman tata kelola perusahaan, yang diberi judul Buku Manual Tata Kelola Perusahaan 1, mencakup penjelasan dan informasi umum mengenai hukum dan peraturan yang berlaku. Penerbitan buku ini berfungsi sebagai suatu alat strategis, yang akan menjadi pedoman bagi manajemen dalam meminimalkan paparan dan resiko masalah yang mungkin terjadi, sekaligus menghindari kegagalan Perusahaan dalam mematuhi standar peraturan yang dapat menyebabkan terjadinya penalti.
b. Memulai penyusunan Buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan 2 yang berisikan penjelasan secara terinci tentang langkah-langkah dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang tertulis pada Buku 1, yang prosesnya dikembangkan pada internal dan pedoman utama kegiatan operasional XL. Pondasi pelaksanaan tata kelola perusahaan yang kokoh telah dibuat pada kerangka kerja tata kelola perusahaan dan alat-alat strategis pelaksanaannya, yaitu:
c. Rapat Umum Pemegang Saham
d. Dewan Komisaris
e. Direksi
f. Komite Nominasi dan Renumerasi
g. Komite Audit
h. Komite-komite dibawah Direksi
Untuk memastikan bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan akan meningkatkan nilai XL baik pada saham dan juga kepada para stakeholder, Perusahaan telah membentuk sejumlah posisi yang spesifik, seperti Internal Audit, Kepatuhan, Sekretaris Perusahaan, Komunikasi Perusahaan dan Hubungan Investor.
a. Penyusunan dan penerbitan kumpulan pedoman tata kelola perusahaan, yang diberi judul Buku Manual Tata Kelola Perusahaan 1, mencakup penjelasan dan informasi umum mengenai hukum dan peraturan yang berlaku. Penerbitan buku ini berfungsi sebagai suatu alat strategis, yang akan menjadi pedoman bagi manajemen dalam meminimalkan paparan dan resiko masalah yang mungkin terjadi, sekaligus menghindari kegagalan Perusahaan dalam mematuhi standar peraturan yang dapat menyebabkan terjadinya penalti.
b. Memulai penyusunan Buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan 2 yang berisikan penjelasan secara terinci tentang langkah-langkah dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang tertulis pada Buku 1, yang prosesnya dikembangkan pada internal dan pedoman utama kegiatan operasional XL. Pondasi pelaksanaan tata kelola perusahaan yang kokoh telah dibuat pada kerangka kerja tata kelola perusahaan dan alat-alat strategis pelaksanaannya, yaitu:
c. Rapat Umum Pemegang Saham
d. Dewan Komisaris
e. Direksi
f. Komite Nominasi dan Renumerasi
g. Komite Audit
h. Komite-komite dibawah Direksi
Untuk memastikan bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan akan meningkatkan nilai XL baik pada saham dan juga kepada para stakeholder, Perusahaan telah membentuk sejumlah posisi yang spesifik, seperti Internal Audit, Kepatuhan, Sekretaris Perusahaan, Komunikasi Perusahaan dan Hubungan Investor.
Analisa SWOT
1. Strength
Kekuatan XL antara lain terdapat pada: XL secara terus menerus mencari tempat dimana dapat melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. Perusahaan juga menyadari dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini.
2. Weakness
Kelemahan XL antara lain terdapat pada: Masalah tarif murah XL juga bisa dikaitkan dengan iklan. Banyak iklan yang menipu untuk industri selular, dalam artian banyak syarat dan ketentuan berlaku sebagai embel-embelnya.
3. Oppurtunities
Peluang bagi XL antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, terutama di daerah – daerah. Perluasan jaringan yang dilakukan oleh XL cukup menguntungkan XL di masa mendatang.
4. Threat
Ancaman bagi XL antara lain: banyak masuknya pendatang baru dalam dunia operator selular di Indonesia, pendatang baru tersebut dari dalam negeri dan dari luar negeri. Semua operator menawarkan nilai lebih dari kompetitor nya, hal ini harus benar – benar ditanggapi serius dengan XL.
1. Strength
Kekuatan XL antara lain terdapat pada: XL secara terus menerus mencari tempat dimana dapat melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. Perusahaan juga menyadari dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini.
2. Weakness
Kelemahan XL antara lain terdapat pada: Masalah tarif murah XL juga bisa dikaitkan dengan iklan. Banyak iklan yang menipu untuk industri selular, dalam artian banyak syarat dan ketentuan berlaku sebagai embel-embelnya.
3. Oppurtunities
Peluang bagi XL antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, terutama di daerah – daerah. Perluasan jaringan yang dilakukan oleh XL cukup menguntungkan XL di masa mendatang.
4. Threat
Ancaman bagi XL antara lain: banyak masuknya pendatang baru dalam dunia operator selular di Indonesia, pendatang baru tersebut dari dalam negeri dan dari luar negeri. Semua operator menawarkan nilai lebih dari kompetitor nya, hal ini harus benar – benar ditanggapi serius dengan XL.
Pengawasan
dan Pengendalian Internal
Komite Audit melakukan evaluasi terhadap laporan mengenai kecukupan, efektifitas dan keandalan sistem pengendalian internal berdasarkan self assessment yang dilakukan oleh Manajemen melalui surat pernyataan Annual
Internal Control Assurance yang disampaikan kepada Komite Audit. Perseroan telah mengadopsi kerangka pengendalian internal yang diterbitkan oleh COSO (Committe of the Sponsoring Organizations of the Tradeway Commission) dalam rangka proses evaluasi tersebut di atas. Komite Audit juga melakukan evaluasi terhadap laporan kuartalan Risiko Perusahaan (Corporate Risk Profile) dan laporan audit internal terhadap Manajemen Risiko sebagai bagian dari fungsi pengawasannya terhadap manajemen risiko Perseroan. Komite Audit juga mengetahui bahwa Komite Manajemen Risiko akan dibentuk sebagai bagian dari struktur Tata Kelola Perusahaan.
Komite Audit melakukan evaluasi terhadap laporan mengenai kecukupan, efektifitas dan keandalan sistem pengendalian internal berdasarkan self assessment yang dilakukan oleh Manajemen melalui surat pernyataan Annual
Internal Control Assurance yang disampaikan kepada Komite Audit. Perseroan telah mengadopsi kerangka pengendalian internal yang diterbitkan oleh COSO (Committe of the Sponsoring Organizations of the Tradeway Commission) dalam rangka proses evaluasi tersebut di atas. Komite Audit juga melakukan evaluasi terhadap laporan kuartalan Risiko Perusahaan (Corporate Risk Profile) dan laporan audit internal terhadap Manajemen Risiko sebagai bagian dari fungsi pengawasannya terhadap manajemen risiko Perseroan. Komite Audit juga mengetahui bahwa Komite Manajemen Risiko akan dibentuk sebagai bagian dari struktur Tata Kelola Perusahaan.
Komite Audit dalam melakukan tugasnya didukung penuh
oleh tim Internal Audit yang kompeten dan melaporkan kegiatannya kepada Komite
Audit berdasarkan rencana Internal Audit tahunan yang telah disetujui.
Penyusunan rencana internal audit berbasis risiko mencakup permasalahan
mengenai kepatuhan, finansial, operasional, dan hal-hal strategis yang
signifikan bagi keseluruhan kinerja Perseroan.
Komite Audit menerima laporan secara berkala dan
reguler dari Kepala Internal Audit atas kegiatan audit yang dilakukan. Internal
Audit juga melakukan koordinasi untuk peninjauan atas tindak lanjut resolusi
mengenai pengendalian dan melaporkan statusnya kepada Komite Audit.
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Manajemen
dan Internal Audit, Komite Audit memandang bahwa sistem pengendalian internal
dan manajemen risiko Perseroan cukup dan pada tingkat yang dapat diterima,
dalam konteks lingkungan bisnis Perseroan. Komite Audit juga mengetahui bahwa
Manajemen Perseroan senantiasa melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan sistem
pengendalian atas lingkungannya.
Pembahasan
Knowledge goal dari kasus diatas:
- Strategic Knowledge Goal
- menjadi jaringan operator GSM no. 1 di Indonesia
- Operational Knowledge Goal
- Menyediakan jasa terbaik pada konsumen
- Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham
- Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan
- Normatif Knowledge Goal
- Memastikan semua karyawan memiliki visi dan bekerja untuk mencapai tujuan yang sama
Contoh Study kasus diatas bisa didownload dalam format Ms.Word klik disini.
0 comments:
:f :D :i ;k :x :$ x( :?
:@ :~ :m :2 :s :sn :| :o
Post a Comment
Silahkan berkomentar diblog ini. Komentar sesuai dengan artikel yang bersangkutan bisa lebih membantu teman-teman lainnya.
Terima Kasih